JAKARTA - Anggota Komisi V DPR RI Syahrul Aidi Maazat, menyampaikan catatan terkait berjalannya mudik dan balik 2022. Syahrul menyebut, masih banyak catatan dan pekerjaan rumah bagi pemerintah atas penyelenggaraan mudik lebaran tahun ini. Terkait apa saja yang harus dibenahi untuk arus mudik dan balik tahun mendatang, Syahrul meminta manajemen atau aturan-aturan mudik dibenahi dan tidak hanya melakukan kajian saja.
"Pertama harus dibenahi manajemennya, artinya pengaturannya. Kemenhub mengkaji harus benar-benar jangan hanya berdasar catatan saja. Tapi dengarkan pemudik langsung, survei. Jadi bukan hanya kajian atau berdasar laporan anak buah saja, " papar Syahrul, Selasa (10/5/2022).
Politisi PKS ini pun memberikan catatan dan pekerjaan rumah bagi pemerintah atas penyelenggaraan mudik Lebaran tahun ini. "Masih banyak kecelakaan, yang memang bisa disebabkan faktor pemudik, tapi juga ada faktor fasilitas atau sarana prasarana yang tidak memadai atau belum aman, " ungkap Syahrul.
Dia pun menyayangkan masih adanya beberapa titik kemacetan parah di tol-tol Jawa. Padahal, ia mengklaim Komisi V DPR selaku mitra kerja Kementerian Perhubungan telah mengingatkan potensi ledakan pemudik tahun ini. "Ada kemacetan parah, seolah kita tidak pernah belajar dari dulu-dulu, padahal Kemenhub sudah mencatat semua dari rapat, bahwa mudik tahun ini pasti akan meledak, karena sudah dua tahun tidak mudik. Harusnya kan diantisipasi, " ujar Syahrul.
Syahrul beranggapan, pemerintah tidak belajar dari pengalaman kemacetan mudik sebelumnya dan gagal mengantisipasi ledakan 80 juta pemudik. "Harusnya kan bisa diantisipasi, sudah diwanti-wanti sejak awal tapi terulang lagi, " ungkap legislator daerah peemilihan (dapil) Riau II itu.
Sementara itu, terkait klaim pemerintah bahwa mudik tahun ini berhasil, Syahrul menegaskan bahwa mudik tahun ini tidak sukses. Sebab, masih ditemukan banyak masalah. "Enggak sukses. Kalau sukses kenapa ada banyak kemacetan fatal di tol. Sukses itu kalau minim masalah, memang tidak mungkin tidak ada masalah, tidak mungkin tidak macet, tapi kalau sampai 18 jam dari 2 jam lama perjalanan berati kan tidak bisa dikatakan sukses. Juga gagal antisipasi lonjakan pemudik, padahal sudah diingatkan terus, " ujarnya. (eko/aha)